Sobat, jika
ke Bali belum ke Pantai Kuta maka belum ke Bali namanya. Begitulah banyak orang
mengatakan.
Pagi
kemarin ane berkesempatan menginjakkan kaki ke Pantai Kuta untuk kesekian
kalinya. Pagi cuaca agak sedikit mendung, namun ane lihat seiring waktu semakin
banyak wisatawan local dan mancanegara yang datang.
Karena
sedang musim hujan dan gelombang, saat ane datang di pantai kuta banyak
sampah-sampah berserakan yang kalau ane perhatikan adalah sampah bawaan air
laut.
Dari kejauhan
ane melihat semacam tractor datang, ternyata itu adalah mobil pembersih
sampah-sampah yang berserakan tersebut. Dengan menggunakan metoda semacam sapu
dan pengait sampah mobil tersebut hilir mudik membersihkan sampah-sampah yang
ada. Wow..keren juga pikir ane.
Selain mobil
sampah yang bolak-balik mengais sampah yang ada, ane melihat para pengusaha local
macam penyedia papan surfing, tukang pijet, penyedia payung peneduh pantai juga
ikut membersihkan sampah-sampah yang ada…wow..salut..mungkin mereka sadar bahwa
kebersihan pantai kuta juga bagian untuk mendukung usaha mereka…TOP..
Namun kekaguman
ane akan pengelolaan pantai kuta terusik kala banyak anjing-anjing berkeliaran.
Tidak semua orang suka anjing..termasuk ane, apalagi Bali adalah salah satu
daerah yang cukup banyak kasus rabiesnya. Ketika ane coba mengusir seekor
anjing yang mendekat, malah di goonggong sob…dan salah seorang penyedia papan
surfing malah bilang “itu anjing-anjing disini, jangan diusir” wow…tidak semua
orang suka anjing.
Kekaguman
ane kembali terusik ketika akan pulang. Sebelum pulang ane sempatkan diri untuk
ke kamar kecil dan mau membersihkan diri dari pasir-pasir yang menempel di
tempat pembilasan. Lagi-lagi wow….kamar kecilnya jauh dari kata layak untuk
pantai yang sudah terkenal ke mancanegara, kotor, air tidak mengalir dan using.
Tempat pembilasannya pun hanya satu yang keluar dari beberapa pancuran yang
ada.
Setelah ane
membilas ane sempat memperhatikan wisatawan yang sepertinya asal korea atau
cina, mereka berdua bingung mengapa air di pancuran hanya mengalir satu…tampak
raut kecewa di wajah mereka.
Bangga dan
sedih ane melihat pengelolaan pantai ini…sayang jiwa ane tidak sempat
mengabadikan kondisi kamar kecil dan pancurannya…saking mirisnya…
Semoga ada
perbaikan untuk kedepannya mengenai hal diatas di Pantai Kuta, karena
bagaimanapun Pantai Kuta adalah salah satu cermin Indonesia di mata dunia.
Bye..bye..
No comments:
Post a Comment