Monday, February 17, 2014

Bangga dan Sedih di Pantai Kuta



Sobat, jika ke Bali belum ke Pantai Kuta maka belum ke Bali namanya. Begitulah banyak orang mengatakan.

Pagi kemarin ane berkesempatan menginjakkan kaki ke Pantai Kuta untuk kesekian kalinya. Pagi cuaca agak sedikit mendung, namun ane lihat seiring waktu semakin banyak wisatawan local dan mancanegara yang datang.


Karena sedang musim hujan dan gelombang, saat ane datang di pantai kuta banyak sampah-sampah berserakan yang kalau ane perhatikan adalah sampah bawaan air laut.

Dari kejauhan ane melihat semacam tractor datang, ternyata itu adalah mobil pembersih sampah-sampah yang berserakan tersebut. Dengan menggunakan metoda semacam sapu dan pengait sampah mobil tersebut hilir mudik membersihkan sampah-sampah yang ada. Wow..keren juga pikir ane.

Selain mobil sampah yang bolak-balik mengais sampah yang ada, ane melihat para pengusaha local macam penyedia papan surfing, tukang pijet, penyedia payung peneduh pantai juga ikut membersihkan sampah-sampah yang ada…wow..salut..mungkin mereka sadar bahwa kebersihan pantai kuta juga bagian untuk mendukung usaha mereka…TOP..

Namun kekaguman ane akan pengelolaan pantai kuta terusik kala banyak anjing-anjing berkeliaran. Tidak semua orang suka anjing..termasuk ane, apalagi Bali adalah salah satu daerah yang cukup banyak kasus rabiesnya. Ketika ane coba mengusir seekor anjing yang mendekat, malah di goonggong sob…dan salah seorang penyedia papan surfing malah bilang “itu anjing-anjing disini, jangan diusir” wow…tidak semua orang suka anjing.

Kekaguman ane kembali terusik ketika akan pulang. Sebelum pulang ane sempatkan diri untuk ke kamar kecil dan mau membersihkan diri dari pasir-pasir yang menempel di tempat pembilasan. Lagi-lagi wow….kamar kecilnya jauh dari kata layak untuk pantai yang sudah terkenal ke mancanegara, kotor, air tidak mengalir dan using. Tempat pembilasannya pun hanya satu yang keluar dari beberapa pancuran yang ada.

Setelah ane membilas ane sempat memperhatikan wisatawan yang sepertinya asal korea atau cina, mereka berdua bingung mengapa air di pancuran hanya mengalir satu…tampak raut kecewa di wajah mereka.

Bangga dan sedih ane melihat pengelolaan pantai ini…sayang jiwa ane tidak sempat mengabadikan kondisi kamar kecil dan pancurannya…saking mirisnya…

Semoga ada perbaikan untuk kedepannya mengenai hal diatas di Pantai Kuta, karena bagaimanapun Pantai Kuta adalah salah satu cermin Indonesia di mata dunia.


Bye..bye..


Artikel Terkait

No comments:

Post a Comment