Pagi ini
terasa berbeda ketika ane melewati lobi hotel tempat ane menginap di Kupang,
terdengar alunan suara alat musik yang melantunkan sebuah lagu. Di salah satu
sisi lobi hotel ane lihat seorang pria sedang memainkan sebuah alat music
tradisional. Sasando, itu nama alat music tersebut.
Sasando
adalah sebuah alat music asli NTT tepatnya dari Pulau Rote. Seperti hal nya
Komodo, sasando sudah menjadi salah satu icon NTT khususnya dalam bidang
pariwisata. Sasando menurut asal katanya dalam bahasa
Rote, Sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Dari sejarahnya sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak
abad ke-7. Sasando memiliki bentuk mirip dengan instrumen petik lainnya seperti
gitar, biola dan kecapi.
Merdu sekali suaranya...ane sendiri
sampai terbuai mendengarnya. Jari jemari si pemain begitu lincahnya memainkan
senar yang membentuk nada-nada. Dari mulai lagu tradisional, pop sampai lagu
barat pun bisa dimainkan dengan indahnya.
Cara memainkan Sasando dengan dipetik. Mirip dengan
gitar. Hanya saja, Sasando tanpa chord (kunci) dan senarnya harus dipetik
dengan dua tangan, sehingga lebih mirip Harpa.
Sasando mempunyai banyak senar. Sasando dengan 28
senar disebut dengan Sasando engkel., Sasando
dengan 56 senar Sasando dobel namanya. Bahkan ada yang 84 senar.
Sasando berbentuk seperti Harpa pada bagian utamanya,
dengan media pemantul suara terbuat dari daun Pohon Gebang (sejenis Pohon
Lontar yang banyak tumbuh di Pulau Timor dan Pulau
Rote) yang dilekuk menjadi setengah melingkar. Senar-senar ditempatkan dan diikat
terbuat dari bambu yang keras yang berfungsi sebagai penahan senar yang
sekaligus sebagai pengatur nada senar. Batang bambu tersebut diikat menyatu
dengan daun Gebang yang dibuat melingkar yang juga merupakan tempat
resonansi sasando
Sasando,
nama yang harus loe ingat jika berkunjung ke NTT khususnya kupang untuk bisa
dijadikan souvenir dan kenang-kenangan.
Bye…bye..
No comments:
Post a Comment